Pestisida alami pada kalangan petani lebih dikenal dengan PESNAB, atau singkatan dari pestisida nabati. Pestisida Hewani memang kurang booming dibanding pestisida nabati. Ada pula pestisida fotosintetik.
Menurut penulis sendiri, pestisida Alami adalah pestisida yang dibuat dari bahan alam skitar kita tanpa menggunakan bahan kimia sintesis atau bahan kimia yang cara membuatnya tidak bisa dibuat secara manual dari bahan alam skitar. Nah... Kog gitu ya?
Itu baru menurut penulis pribadi, kebenaraanya bisa ditanyakan pada petugas yang berwenang dibagian tersebut.
Pestisida Alami sebetulnya ada beberapa jenis tergantung dari bahan dari apakah pestisida tersebut dibuat.
Yang Pertama adalah Pestisida Nabati (PESNAB).
Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya adalah tumbuhan. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan bahan dan teknologi yang sederhana. Bahan bakunya yang alami/nabati membuat pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Pestisida ini juga relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.
Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” (hit and run), saat diaplikasikan, akan membunuh hama saat itu juga dan setelah hamanya mati, residunya akan hilang di alam. Dengan demikian produk terbebas dari residu pestisda sehingga aman dikonsumsi manusia. Pestisida nabati menjadi alternatif pengendalian hama yang aman dibanding pestisida sintetis. Penggunaan pestisida nabati memberikan keuntungan ganda, selain menghasilkan produk yang aman, lingkungan juga tidak tercemar.
Pestisida organik ini mampu mengatasi dan mengusir hama perusak tanaman pertanian dan perkebunan umumnya seperti kutu, ulat, belalang dan sebagainya
Manfaat dan Keunggulan
Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami, antara lain:
Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).
Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb.
Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam.
Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri.
Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi.
Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati.
Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga.
Bahan-Bahan Pestisida Nabati
Bahan-bahan atau ramuan yang dapat digunakan untuk pembuatan pestisida nabati sangat banyak disekitar kita, diantaranya : bawang putih, pandan, kemangi, cabe rawit, tembakau, kunyit, kenikir, daun nimba, serai, lengkuas, daun sirsak, rimpang jariangau,
Ramuan Untuk Mengendalikan Serangga
Contoh-contoh ramuan pestisida nabati berikut digunakan untuk mengendalikan hama belalang, wereng coklat, walang sangit, kutu, ulat, aplhid, dan trips pada sayuran dan tanaman lainnya.
1. Ramuan untuk mengendalikan hama secara umum:
Daun nimba 8 kg
Lengkuas 6 kg
Serai 6 kg
Deterjen atau sabun colek 20 g
Air 20 L
Cara membuat:
Daun nimba, lengkuas, dan serai di tumbuk atau dihaluskan. Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 L air lalu direndam sehari semalam (24 jam). Keesokan harinya ramuan disaring menggunakan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan kembali dengan 60 L air. Larutan sebanyak itu dapat digunakan untuk lahan seluas 1 ha.
Penggunaan/Aplikasi:
Semprotkan larutan pestisida nabati yang telah dibuat tersebut pada tanaman yang akan dilindungi dari serangan serangga/hama.
2. Ramuan untuk mengendalikan wereng cokelat:
Daun sirsak satu genggam
Rimpang jeringau satu genggam
Bawang putih 20 siung
Deterjen atau sabun colek 20 g
Bawang putih 20 siung
Deterjen atau sabun colek 20 g
Air 20 L
Cara membuat:
Daun sirsak, rimpang jerangau, dan bawang putih ditumbuk atau dihaluskan. Seluruh bahan dicampur dengan deterjen kemudian direndam dalam 20 L air selama 2 hari. Keesokan harinya larutan bahan disaring dengan kain halus. Setiap 1 L hasil saringan dapat diencerkan dengan 10-15 L air. Larutan pestisida nabati ini siap digunakan untuk mengendalikan hama wereng coklat.
Penggunaan/Aplikasi:
Semprotkan ketanaman yang terserang hama atau dibagian bawah daun tempat biasanya hama.
3. Ramuan untuk mengendalikan hama trips pada cabai:
Daun sirsak 50-100 lembar
Deterjen atau sabun colek 15 g
Air 5 L
Cara membuat:
Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 L air dan diendapkan semalam. Keesok harinya larutan disaring dengan kain harus. Setiap 1 L larutan hasil saringan diencerkan dengan 10-15 L air.
Penggunaan/Aplikasi:
Semprotkan cairan tersebut ke seluruh bagian tanaman cabai, kususnya yang ada hamanya.
4. Pembuatan Pestisida Alami dari Daun Pepaya:
Cara pembuatan:
Mengumpulkan kurang lebih 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar/ 1 ember besar).
Menumbuk daun pepaya hingga halus.
Hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 30 gr detergen. Hasil campuran, didiamkan semalam.
Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus.
Penggunaan/Aplikasi: semprotkan larutan ke tanaman.
Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama yang merusak tanaman).
Yang kedua adalah Pestisida Hewani.
Pestisida hewani tidak sepopuler pestisida nabati, bagi para peternak sapi dapat memanfaatkan urin sapi nya untuk dibuat pestisida hewani khususnya untuk pengaplikasian hama penyakit padi.
BAGAIMANA CARA MEMANFAATKANNYA
Pengaplikasian urin sapi dapat dilakukan secara tunggal maupun secara majemuk yaitu dicampur dengan bahan ramuan pestisida nabati.
RAMUAN 1. TUNGGAL
Pestisida ini diaplikasikan dalam bentuk tunggal.
Sebelum di gunakan , urin sapi tersebut harus diendapkan terlebih dahulu dalam bak terbuka selama 2 minggu agar terkena sinar matahari. Setelah itu urin sapi diencerkan dengan 6 bagian air. Selanjutnya, larutan urin sapi ini dapat digunakan untuk pengendalian penyakit BERCAK COKLAT dan BLAST (penyakit pada tanaman padi gogo yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae, daun tampak berbecak seperti belah ketupat).
RAMUAN 2 . MAJEMUK
Pestisida hewani ini dibuat dengan bahan urin sapi yang dicampur dengan bahan ramuan pestisida nabati.
Bahannya : – urin sapi 2 liter, daun mimba 1 genggam, daun tembakau 1 genggam, kunyit 1 genggam dan air 12 liter.
Cara pembuatannya : daun mimba, daun tembakau dan kunyit dihaluskan kemudian ditambahkan dengan air 12 liter dan didiamkan selama 14 hari. Selanjutnya air rendaman ramuan disaring dan dicampur dengan 2 liter urin sapi. Sebelum digunakan urin sapi sudah diendapkan terlebih dahulu selama 14 hari. Maka jadilah pestisida hewani ini. Cara pemakaiannya di semprotkan ke tanaman padi yang terserang penyakit TUNGRO atau BERCAK COKLAT tanpa harus diencerkan lagi.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PESTISIDA HEWANI
Supaya penggunaan pestisida hewani dari cairan urin sapi dapat bekerja lebih efektif maka diusahakan digunakan tepat waktu dan tepat sasaran yang dibidik. Jangan melakukan penyemprotan pada waktu hujan jadi pada waktu sudah terang sehingga efektifitas bekerja obat untuk memberantas hama penyakit dapat berjalan dengan lancar.
Selain itu penyemprotan dilakukan sebelum hama penyakit berkembang lebih banyak. Dan usahakan penyemprotan benar-benar tertuju pada hama penyakit yang akan menyerang / mengganggu tanaman padi tersebut.
Nah ini tadi manfaat dan penggunaan urin sapi yang diaplikasikan sebagai PESTISIDA HEWANI untuk tanaman padi yang terserang penyakit TUNGRO dan BLAST.
Selamat mencoba...!
Pestisida hewani tidak sepopuler pestisida nabati, bagi para peternak sapi dapat memanfaatkan urin sapi nya untuk dibuat pestisida hewani khususnya untuk pengaplikasian hama penyakit padi.
BAGAIMANA CARA MEMANFAATKANNYA
Pengaplikasian urin sapi dapat dilakukan secara tunggal maupun secara majemuk yaitu dicampur dengan bahan ramuan pestisida nabati.
RAMUAN 1. TUNGGAL
Pestisida ini diaplikasikan dalam bentuk tunggal.
Sebelum di gunakan , urin sapi tersebut harus diendapkan terlebih dahulu dalam bak terbuka selama 2 minggu agar terkena sinar matahari. Setelah itu urin sapi diencerkan dengan 6 bagian air. Selanjutnya, larutan urin sapi ini dapat digunakan untuk pengendalian penyakit BERCAK COKLAT dan BLAST (penyakit pada tanaman padi gogo yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae, daun tampak berbecak seperti belah ketupat).
RAMUAN 2 . MAJEMUK
Pestisida hewani ini dibuat dengan bahan urin sapi yang dicampur dengan bahan ramuan pestisida nabati.
Bahannya : – urin sapi 2 liter, daun mimba 1 genggam, daun tembakau 1 genggam, kunyit 1 genggam dan air 12 liter.
Cara pembuatannya : daun mimba, daun tembakau dan kunyit dihaluskan kemudian ditambahkan dengan air 12 liter dan didiamkan selama 14 hari. Selanjutnya air rendaman ramuan disaring dan dicampur dengan 2 liter urin sapi. Sebelum digunakan urin sapi sudah diendapkan terlebih dahulu selama 14 hari. Maka jadilah pestisida hewani ini. Cara pemakaiannya di semprotkan ke tanaman padi yang terserang penyakit TUNGRO atau BERCAK COKLAT tanpa harus diencerkan lagi.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PESTISIDA HEWANI
Supaya penggunaan pestisida hewani dari cairan urin sapi dapat bekerja lebih efektif maka diusahakan digunakan tepat waktu dan tepat sasaran yang dibidik. Jangan melakukan penyemprotan pada waktu hujan jadi pada waktu sudah terang sehingga efektifitas bekerja obat untuk memberantas hama penyakit dapat berjalan dengan lancar.
Selain itu penyemprotan dilakukan sebelum hama penyakit berkembang lebih banyak. Dan usahakan penyemprotan benar-benar tertuju pada hama penyakit yang akan menyerang / mengganggu tanaman padi tersebut.
Nah ini tadi manfaat dan penggunaan urin sapi yang diaplikasikan sebagai PESTISIDA HEWANI untuk tanaman padi yang terserang penyakit TUNGRO dan BLAST.
Selamat mencoba...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar