Hydro

Rabu, 03 April 2019

Pestisida Alami

Pestisida alami pada kalangan petani lebih dikenal dengan PESNAB, atau singkatan dari pestisida nabati. Pestisida Hewani memang kurang booming dibanding pestisida nabati. Ada pula pestisida fotosintetik.

Menurut penulis sendiri, pestisida Alami adalah pestisida yang dibuat dari bahan alam skitar kita tanpa menggunakan bahan kimia sintesis atau bahan kimia yang cara membuatnya tidak bisa dibuat secara manual dari bahan alam skitar. Nah... Kog gitu ya?
Itu baru menurut penulis pribadi, kebenaraanya bisa ditanyakan pada petugas yang berwenang dibagian tersebut. 

Pestisida Alami sebetulnya ada beberapa jenis tergantung dari bahan dari apakah pestisida tersebut dibuat.

Yang Pertama adalah Pestisida Nabati (PESNAB).

Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya adalah tumbuhan. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan bahan dan teknologi yang sederhana. Bahan bakunya yang alami/nabati membuat pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Pestisida ini juga relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.

Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” (hit and run), saat diaplikasikan,  akan membunuh hama saat itu juga dan setelah hamanya mati, residunya akan hilang di alam. Dengan demikian produk terbebas dari residu pestisda  sehingga aman dikonsumsi manusia. Pestisida nabati menjadi alternatif pengendalian hama yang aman dibanding pestisida sintetis. Penggunaan pestisida nabati memberikan keuntungan ganda, selain menghasilkan produk yang aman, lingkungan juga tidak tercemar.

Pestisida organik ini mampu mengatasi dan mengusir hama perusak tanaman pertanian dan perkebunan umumnya seperti kutu, ulat, belalang dan sebagainya

Manfaat dan Keunggulan

Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami, antara lain:

    Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).
    Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
    Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb.
    Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam.
    Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri.
    Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi.
    Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati.
    Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga.

Bahan-Bahan Pestisida Nabati

Bahan-bahan atau ramuan yang dapat digunakan untuk pembuatan pestisida nabati sangat banyak disekitar kita, diantaranya : bawang putih, pandan, kemangi, cabe rawit, tembakau, kunyit, kenikir, daun nimba, serai, lengkuas, daun sirsak, rimpang jariangau,

Ramuan Untuk Mengendalikan Serangga

Contoh-contoh ramuan pestisida nabati berikut digunakan untuk mengendalikan hama belalang, wereng coklat, walang sangit, kutu, ulat, aplhid, dan trips pada sayuran dan tanaman lainnya.

1.   Ramuan untuk mengendalikan hama secara umum:

    Daun nimba                                   8 kg
    Lengkuas                                        6 kg
    Serai                                                6 kg
    Deterjen atau sabun colek        20 g
    Air                                                  20 L

Cara membuat:

Daun nimba, lengkuas, dan serai di tumbuk atau dihaluskan. Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 L air lalu direndam sehari semalam (24 jam). Keesokan harinya ramuan disaring menggunakan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan kembali dengan 60 L air. Larutan sebanyak itu dapat digunakan untuk lahan seluas 1 ha.

Penggunaan/Aplikasi:

Semprotkan larutan pestisida nabati yang telah dibuat tersebut pada tanaman yang akan dilindungi dari serangan serangga/hama.

2.  Ramuan untuk mengendalikan wereng cokelat:

   Daun sirsak                             satu genggam
   Rimpang jeringau                  satu  genggam
   Bawang putih                         20 siung
   Deterjen atau sabun colek   20 g
   Air                                             20 L

Cara membuat:

Daun sirsak, rimpang jerangau, dan bawang putih ditumbuk atau dihaluskan. Seluruh bahan dicampur dengan deterjen kemudian direndam dalam 20 L air selama 2 hari. Keesokan harinya larutan bahan disaring dengan kain halus. Setiap 1 L hasil saringan dapat diencerkan dengan 10-15 L air. Larutan pestisida nabati ini siap digunakan untuk mengendalikan hama wereng coklat.

Penggunaan/Aplikasi:

Semprotkan ketanaman yang terserang hama atau dibagian bawah daun tempat biasanya hama.

3.   Ramuan untuk mengendalikan hama trips pada cabai:

    Daun sirsak                            50-100 lembar
    Deterjen atau sabun colek  15 g
    Air                                              5 L

Cara membuat:

Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 L air dan diendapkan semalam. Keesok harinya larutan disaring dengan kain harus. Setiap 1 L larutan hasil saringan diencerkan dengan 10-15 L air.

Penggunaan/Aplikasi:

Semprotkan cairan tersebut ke seluruh bagian tanaman cabai, kususnya yang ada hamanya.

4.  Pembuatan Pestisida Alami dari Daun Pepaya:

Cara pembuatan:

    Mengumpulkan kurang lebih 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar/ 1 ember besar).
    Menumbuk daun pepaya hingga halus.
    Hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 30 gr detergen. Hasil campuran, didiamkan semalam.
    Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus.

Penggunaan/Aplikasi: semprotkan larutan ke tanaman.

Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama yang merusak tanaman).

Yang kedua adalah Pestisida Hewani.


Pestisida hewani tidak sepopuler pestisida nabati,  bagi para peternak sapi dapat memanfaatkan urin sapi nya untuk dibuat pestisida hewani khususnya untuk pengaplikasian hama penyakit padi.

BAGAIMANA CARA MEMANFAATKANNYA

Pengaplikasian urin sapi dapat dilakukan secara tunggal maupun secara majemuk yaitu dicampur dengan bahan ramuan pestisida nabati.

RAMUAN 1.  TUNGGAL

Pestisida ini diaplikasikan dalam bentuk tunggal.

Sebelum di gunakan , urin sapi tersebut harus diendapkan terlebih dahulu dalam bak terbuka selama 2 minggu agar terkena sinar matahari.  Setelah itu urin sapi diencerkan dengan 6 bagian air.  Selanjutnya, larutan urin sapi ini dapat digunakan untuk pengendalian penyakit  BERCAK  COKLAT  dan  BLAST  (penyakit pada tanaman padi gogo yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae,  daun tampak berbecak seperti belah ketupat).

RAMUAN 2 . MAJEMUK

Pestisida hewani ini dibuat dengan bahan urin sapi yang dicampur dengan bahan ramuan pestisida nabati.

Bahannya : – urin sapi 2 liter,  daun mimba 1 genggam,  daun tembakau 1 genggam,  kunyit 1 genggam dan air 12 liter.

Cara pembuatannya : daun mimba, daun tembakau dan kunyit dihaluskan kemudian ditambahkan dengan air 12 liter dan didiamkan selama 14 hari.  Selanjutnya air rendaman ramuan disaring dan dicampur dengan 2 liter urin sapi.   Sebelum digunakan urin sapi sudah diendapkan terlebih dahulu selama 14 hari.  Maka jadilah pestisida hewani ini.  Cara pemakaiannya di semprotkan ke tanaman padi yang terserang penyakit TUNGRO  atau  BERCAK COKLAT  tanpa harus diencerkan lagi.

EFEKTIVITAS  PENGGUNAAN  PESTISIDA  HEWANI

Supaya penggunaan pestisida hewani dari cairan urin sapi dapat bekerja lebih efektif maka diusahakan digunakan tepat waktu dan tepat sasaran yang dibidik.   Jangan melakukan penyemprotan  pada waktu hujan jadi pada waktu sudah terang sehingga efektifitas bekerja obat untuk memberantas hama penyakit dapat berjalan dengan lancar.

Selain itu penyemprotan dilakukan sebelum hama penyakit berkembang lebih banyak.  Dan usahakan penyemprotan benar-benar tertuju pada hama penyakit yang akan menyerang / mengganggu tanaman padi tersebut.


Nah ini tadi manfaat dan penggunaan  urin sapi yang diaplikasikan sebagai PESTISIDA  HEWANI untuk tanaman padi yang terserang penyakit TUNGRO  dan BLAST.
Selamat mencoba...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Unggulan

Mengenal Pupuk Beserta Karakter dan Sifatnya

Saat ini pupuk kimia / anorganik yang tersedia lumayan banyak jenisnya, terkadang kita sebagai petani kurang memperhatikan susunan kimianya...