Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC
Kode | Golongan | Sasaran | Cara kerja | Deskripsi |
---|---|---|---|---|
1 | 1 A Karbamat 1B Organofosfat |
Saraf dan otot | Menghambat asetilkolin | Menghambat AChE (acetylcholinesterase)menyebabkan hyperexcitation, AChE adalah enzim yang mengakhiri aksi rangsang neurotransmiter asetilkolin pada sinapsis saraf. |
2 | 1A (Siklodin organoklorin) 2 B (Fenilfirazol) | Saraf dan otot | Antagonis GABA (gamma-aminobutyric acid) pada sistem saraf | Memblokir saluran klorida aktivasi GABA menyebabkan hyperexcitation dan kejang-kejang. GABA adalah neurotransmiter inhibisi utama pada serangga |
3 | 3A (Piretroid dan Piretrin) 3 B (DDT dan Metoksiklor) | Saraf dan otot | Menngganggu aliran Na+ dalam sel saraf | Menyebabkan saluran natrium selalu terbuka, sehingga pada beberapa kasus menyebabkan reaksi berlebihan oleh saraf. Saluran natrium terlibat dalam penyebaran info potensial di sepanjang akson saraf. |
4 | 4A (Neonikotinoid) 4B (Nikotin) | Saraf dan otot | Menyerang sistem syaraf (spesifik pada nAChR) | Meniru tindakan agonis asetilkolin di nAChRs, menyebabkan hyperexcitation Asetilkolin adalah neurotransmitter utama dalam sistem saraf serangga pusat. |
5 | Spinosin | Saraf dan otot | Menyerang sistem syaraf (neurotransmiter) | Allosterically mengaktifkan nAChRs, menyebabkan hyperexcitation dari sistem saraf |
6 | vermektin dan Milbemisin |
Saraf dan otot | Menghambat fungsi GABA pada saluran utama klorida | Allosterically mengaktifkan saluran utama klorida glutamat (GluCls), menyebabkan kelumpuhan. Glutamat adalah Glutamat adalah penting dalam serangga |
7 | 7a ZPT 7B Fenoksikarb 7C Piriproksifen |
Pertumbuhan dan Perkembangan |
Memanipulasi dengan meniru hormon juvenil. | Diterapkan di pra-metamorfik instar. Senyawa ini mengganggu dan mencegah metamorfosis |
8 | 8A (Alkil Halida) 8B (Klooropikrin) 8C (Sulfuril flourid) 8D (Boraks) 8E (Tartar emetik) |
Belum Diketahui |
Menghambat pembentukan sel |
Menghambat pembentukan sel, hanya mekanismnya belum diketehui |
9 | 9B (Pimetrozin) 9C (Flonikamid) |
Saraf dan otot | Merusak proses pencernaan pada Ordo Homoptera | Menyebabkan Penghambatan makan, selektif pada hama putih dan kutu daun |
10 | 10A (Klofentesin, Heksitiazok, Diflovidazin) 10B (Etoksazol) |
Pertumbuhan dan Perkembangan |
Menghambat pertumbuhan Tungau |
Menghambat pertumbuhan Tungau |
11 | Bacillus thuringiensis atau Bacillus sphaericus |
Saluran pencernaan |
Mikroba perusak membran pada saluran pencernaan bagian tengah (midgut) serangga | Racun protein yang mengikat pada reseptor pada membran saluran pencernaan tengah dan mendorong pembentukan pori-pori mengakibatkan ketidakseimbangan ion dan septicaemia |
Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC Lanjutan
Kode | Golongan | Sasaran | Cara kerja | Deskripsi |
---|---|---|---|---|
12 | 12A (Diafentiuron) 12B (Organotin mitisid) 12C (Propargit) 12D (Tetradifon) |
Respirasi | Menghambat sintesis ATP |
Menghambat enzim yang mensintesis ATP pada mitikondria |
13 | Klorfenapir, DNOC, Sulfuramid | Respirasi | Menghambat fosforilasi oksidatif untuk pembentukan energi | Gangguan pada gradien proton, sirkuit gradien proton (disebut : protonofores) yang pendek pada mitokondria sehingga ATP tidak dapat disintesis |
14 | Nereistoksin analog | Saraf dan Otot |
Memblok saluran pada nAChR | Memblokir saluran ion nAChR, sehingga blok sistem saraf dan kelumpuhan. Asetilkolin adalah excitatory neurotransmitter (penghubung) utama dalam sistem saraf serangga pusat. |
15 | Benzoilurea | Pertumbuhan dan perkembangan | Menghambat biosintesis kitin | Menghambat biosintesis kitin |
16 | Buprofezin | Pertumbuhan dan perkembangan | Menghambat biosintesis kitin | Menghambat biosintesis kitin pada beberapa serangga khususnya kutu putih |
17 | Siromazin | Pertumbuhan dan perkembangan | Mengganggu proses moulting (pergantian kulit) | Merontokkan kutikula saat proses pergantian kulit serangga |
18 | Diasilhidrazin | Pertumbuhan dan perkembangan | Mengaktivasi hormon ekdison | Meniru hormon ganti kulit (ekdison) menginduksi kutikula serangga dewasa agar rontok sebelum waktunya |
19 | Amitras | Saraf dan Otot |
Mengaktifkan reseptor oktopamin | Mengaktifkan reseptor oktopamin, mengarah ke hyperexcitation (rekasi saraf berlebihan Oktopamin adalah hormon pada serangga yang menyerupai adrenalin, seperti neurohormon untuk pertahanan diri atau untuk terbang. |
20 | 20 A (Hidrametilnon) 2B (Asequinosil) 2C (Fluacipirim) |
Respirasi | Menghambat transpor elektron pada mitokondria (tipe III) |
Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. |
21 | 21 A (METI akarisida dan Insektisida) 21 B (Rotenon) |
Respirasi | Menghambat transpor elektron pada mitokondria (tipe I) | Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel |
22 | 22 A (Indoksakarb) 22 B (Metaflumizon) |
Saraf dan Otot |
Memblokir saluran Natrium Na+ |
Memblokir saluran natrium, menyebabkan pemadaman sistem saraf dan kelumpuhan. Saluran Natrium yang terlibat dalam penyebaran potensial aksi di sepanjang akson saraf |
Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC Lanjutan
Kode | Golongan | Sasaran | Cara kerja | Deskripsi |
---|---|---|---|---|
23 | Asam Teronik dan Asam Tetramik |
Pertumbuhan dan perkembangan |
Menghambat asetil koenzim A karboksilase |
Menghambat kerja asetil koenzim A karboksilase untuk mensintesis lipid yang merupakan langkah pertama dalam biosintesis lipid, sehingga menyebabkan kematian serangga. |
24 | 24 A fosfin 24 B Sianida |
Respirasi | Menghambat transpot elektron pada mitokondria (tipe IV) | Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. |
25 | Turunan Beta-ketronitil |
Respirasi | Menghambat transpor elektron pada mitokondria (tipe II) | Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel |
28 | Diamida | Saraf dan otot |
Mengaktifkan reseptor rianodin |
Aktifnya otot reseptor rianodin, menyebabkan kontraksi dan kelumpuhan. Reseptor rianodin berperan melepaskan kalsium ke dalam sitoplasma dari sel intraseluler. |
un |
Zadiraktin, Benzoksimat, Bifenazat, Bromopropilat, Khinometionat, Kriolit, Dikofol, Piridalil, Pirifluquinazon | Belum diketahui | Belum diketahui | Belum diketahui |
Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut IRAC
Kode | Sasaran | Cara Kerja | Deskripsi |
---|---|---|---|
M1 |
Kontak pada banyak target |
Kontak dan banyak Target |
Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan resiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak Ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9 |
M2 |
Kontak pada banyak target |
Kontak dan banyak Target |
Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan resiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak Ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9 |
M3 |
Kontak pada banyak target |
Kontak dan banyak Target |
Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan resiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak Ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9 |
M4 |
Kontak pada banyak target |
Kontak dan banyak Target |
Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan resiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak Ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9 |
M5 |
Kontak pada banyak target |
Kontak dan banyak Target |
Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan resiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak Ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9 |
M6 |
Kontak pada banyak target |
Kontak dan banyak Target |
Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan resiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak Ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9 |
M7 |
Kontak pada banyak target |
Kontak dan banyak Target |
Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan resiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak Ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9 |
M8 |
Kontak pada banyak target |
Kontak dan banyak Target |
Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan resiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak Ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9 |
M9 |
Kontak pada banyak target |
Kontak dan banyak Target |
Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan resiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak Ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9 |
Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut IRAC Lanjutan
Kode | Golongan | Sasaran | Cara kerja | Deskripsi |
---|---|---|---|---|
1 | Benzimidazol Tiofanat |
Mengganggu mitosis dan pembelahan sel |
Fase mitosis (β-tubulin) | Resistensi pada beberapa spesies jamur. Beberapa mutasi target, sebagian besar pada gen kode E198A/G/K, F200Y di β-tubulin gen. Mempunyai resistensi silang antara kelompok yang sama, tetapi tidak memiliki resistensi silang pada N-Fenil Karbamat Memiliki risiko tinggi |
2 | Dikarboksimid | Mengganggu signal transduksi enzim | Transduksi sinyal |
Resistensi umumnya pada spesies cendawan Botrytis dan beberapa patogen lainnya. Resistensi silang umumnya antara anggota kelompok. Memiliki risiko sedang sampai tinggi. |
3 | Piperazin Piridin Pirimidin Imidazol Triazol | Mengganggu sterol biosintesis pada membran | Biosintesis sterol di membran (demetilase) |
Ada perbedaan besar dalam spektrum aktivitas fungisida. Resistensi diketahui pada beberapa spesies cendawan. Beberapa mekanisme resistensi yang diketahui meliputi target mutasi pada genn cyp51 (ERG 11), misalnya V136A, Y137F, A379G, I381V; cyp51 promotor, transporter ABC dan lain-lain. Resistensi silang antara fungisida kelompok ini aktif terhadap jamur yang sama. Fungisida DMI adalah inhibitor biosintesis sterol, tetapi tidak menunjukkan resistensi silang untuk kelas inhibitor lainnya. Memiliki risiko sedang. |
4 | Asillalani Oksazolidinon Butirolakton |
Mengganggu nukleus asam nukleat |
Sintesisasam nukleus polimerase |
Perlawanan dan resistensi silang diketahui di berbagai jenis cendawan Oomycetes tetapi belum diketahui mekanismenya. Memiliki risiko tinggi. |
5 | Morfolin Piperidin Spiroketal-amin |
Mengganggu biosintessis pada membran |
Sintesis membran dan Lipid (fosfolifid biosintesis) |
Menyebabkan penurunan sensitivitas pada cendawan embun tepung. Resistensi silang dalam kelompok umumnya ditemukan tetapi tidak untuk kelompok Inhibitor Biosintesis Sterol lainnya. Berisiko sedang sampai rendah. |
Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut IRAC Lanjutan